Saturday, 16 February 2013

Jusuf Kalla : Setiap Kata Menentukan Siapa Dirimu


Cerita ini berdasarkan kisah nyata sang penulis yang kebetulan mengikuti rombongan wapres ke Afrika Selatan pada bulan September 2005 dalam kunjungannya untuk menerima penghargaan dari wapres di sana dan sekaligus studi banding pemuda..

Pada masa itu eskalasi "kemarahan" rakyat sedang memanas terkait rencana kenaikan signifikan harga BBM sepanjang sejarah perminyakan tanah air.

Di sinilah penulis melihat bagaimana sang wapres menjawab protes dan kritikan seorang pemuda di suatu acara sarapan pagi eksklusif antara wapres dan pemuda di sela-sela agenda kenegaraannya selama di Afsel.

Kalimat sahabat saya itu kira2 demikian, "Mohon Bapak tidak berpikir bahwa dengan membawa kami, anak2 muda, kesini, kami semua akan setuju dengan rencana pemerintahan Bapak untuk menaikkan harga BBM begitu kita pulang nanti".


Saya melihat bagaimana reaksi wapres saat itu. Ia hanya tersenyum santai sarat makna di wajahnya. Sang wapres kemudian berkata, "Saya membawa Anda semua ke sini tidak untuk tujuan itu. Anda mendukung saya atau tidak bukan urusan saya. Yang saya pertimbangkan ketika mengundang Anda kemari adalah kalau saya datang sendiri, toh pesawatnya sama saja. Daripada kursi kosong melompong, lebih baik saya membawa Anda melakukan studi banding demi kemajuan pemuda, bangsa, dan negara".

Jawaban yang lugas dan tepat mengenai sasaran pertanyaan yang di ajukan. Karena melihat yang di ajak bicara oleh sang wapres adalah seorang mahasiswa yang mengaku dirinya idealis, maka itu adalah jawaban yg paling tepat.

Bahkan ada beberapa quotenya yang cukup terkenal didalam maupun luar negeri seperti contohnya :


"A government is not functional unless the economy is running well. Political designs automatically follow the level of (a nation's) prosperity, meaning that if the people are getting poorer, then there will be a greater demand for political change."
 


"Pemerintah tidak akan berfungsi dengan baik kecuali perekonomian berjalan dengan baik. Desain Politik otomatis mengikuti tingkat kesejahteraan (suatu negara), yang berarti bahwa jika banyak orang-orang semakin miskin, maka akan ada permintaan yang lebih besar untuk perubahan politik."


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih Untuk Commentnya :)