Wednesday, 17 December 2014

Laut China Selatan (LCS) : Uji Kekuatan Diplomatik Presiden Jokowi

Presiden Indonesia terpilih Joko Widodo, atau Jokowi, mempersiapkan diri untuk memulai masa jabatan resminya pada awal tahun 2015. Masih ada ketidakpastian mengenai kebijakan masa depan pemerintahannya baik di dalam maupun di luar negeri. Namun satu hal tampaknya semakin jelas adalah: momentum membangun potensi lama Indonesia untuk muncul sebagai kekuatan maritim.

Visi Indonesia sebagai “nexus maritim global” (poros maritim Dunia) menjadi terkenal selama kampanye presiden dan tampaknya diatur untuk menjadi fokus utama pemerintahan Jokowi mendatang. Ketika Indonesia mencoba muncul sebagai kekuatan maritim, akan menghadapi banyak tantangan di depan, sekaligus menyaksikan fajar era baru dalam sejarah Indonesia.
http://benzano.com/wp-content/uploads/jokowi.jpg

Rincian yang jelas dari visi maritim Indonesia sedang dipersiapkan, namun beberapa pengamatan awal dapat dilakukan. Konsep dasar dari “global maritime nexus” / “perhubungan maritim global” ekonomi adalah: berusaha untuk meningkatkan konektivitas maritim dan kesetaraan ekonomi antara berbagai provinsi di Indonesia. Argumen ini secara meyakinkan telah dikemukakan oleh Faisal Basri, ekonom terkemuka dan anggota dari tim ahli Jokowi bidang perekonomian. Bahkan menurut Basri, visi Indonesia sebagai kekuatan maritim tidak terbatas pada dimensi ekonomi saja, dan juga bisa mengandung keamanan atau fungsi pertahanan, termasuk perlindungan kedaulatan negara.

Jokowi memang belum berbicara banyak tentang visinya atas konsep tersebut. Namun visi dan misi kampanye yang memprioritaskan perlindungan kepentingan maritim Indonesia, telah dia sampaikan selama masa kampanye pemilihan Presiden. Pernyataan publik telah berulang kali disampaikan Jokowi yang akan menjadi memprioritaskan penanggulangan illegal fishing.


Dalam komentar yang dibuat awal bulan ini dan diterbitkan dalam pers lokal Indonesia, Jokowi menyatakan perlu bertindak tegas terhadap kapal nelayan asing untuk mencegah pencurian sumber daya Indonesia yang terus menerus. “Jika kita tidak bertindak tegas, ikan kita akan dicuri oleh kapal asing,” ujar Jokowi. Komentar semacam itu menunjukkan bahwa dia mungkin tidak sependapat dengan sejumlah kebijakan luar negeri yang ada; bahkan ia mungkin akan lebih tegas pada prioritas tertentu.

Masalah illegal fishing oleh kapal asing akan semacam pembuktian dan tantangan penting bagi pemerintahan Jokowi mendatang dan hampir pasti akan menciptakan ketegangan dengan kekuatan maritim lain yang muncul: China. China hampir satu-satunya negara yang nelayannya beroperasi secara ilegal di perairan Indonesia. Aksi satu-satunya nelayan yang secara langsung didukung atau didorong oleh kekuatan komprehensive layanan keamanan negara China di laut.

http://indonesiarayanews.com/foto_berita/Kapal%20China.jpg
 Kapal Nelayan China Dikawal Kapal Perang China
Kehadiran China yang memperluas daerahnya di wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan semakin membawa nelayannya dan organisasi keamanan maritim China, ke dalam kontak langsung dan sering konfrontasi dengan orang-orang dari Indonesia. Sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia terus mempertahankan pernyataan tidak ada sengketa antara China dan Indonesia, padahal tindakan China sebaliknya.
 
Sejumlah insiden terjadi di perairan Indonesia sejak 2010, yang akhirnya terbukti pasukan keamanan Indonesia gagal menghalau nelayan Cina yang beroperasi secara ilegal di dalam ZEE yang diklaim Indonesia. Upaya Indonesia untuk menegaskan yurisdiksi Indonesia di ZEE yang diklaim mulai membentuk pola kegagalan yang terus-menerus, pola yang jika dibiarkan tidak berubah, akhirnya dapat membahayakan efek deteren dari postur militer Indonesia di sejumlah wilayah serta dasar hukum bagi klaim wilayah.
http://infopublik.kominfo.go.id/cni-content/uploads/modules/posts/22_20141122070207.jpg

Info terkini dari insiden tersebut terjadi pada bulan Maret 2013. Sejak saya pertama kali menulis tentang insiden itu akhir tahun lalu, rincian baru tentang kejadian itu akhirnya datang, termasuk penggunaan kemampuan perang-elektronik oleh Kapal Maritime Law Enforcement (MLE) Yuzheng 310 China. Berdasarkan laporan kapten Indonesia sendiri, serta penyelidikan berikutnya dan analisa, sangat mungkin dalam insiden itu kapal Yuzheng 310 menghentikan /men-jamming komunikasi dari kapal Hiu Macan 001 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP).


Berdasarkan deskripsi dari kapten kapal Hiu Macan 001 tentang peristiwa itu, Kapal Yuzheng 310 telah menonaktifkan kemampuan kapal KKP untuk menerima komunikasi dari markasnya di darat, dalam upaya untuk memutuskan kemampuan kapal dari fungsi command and control (C2). Mungkin Yuzheng 310 akan dan telah menghitung -kombinasi dengan langkah-langkah lain- tindakan itu akan memaksa kapten kapal Indonesia untuk membebaskan para tahanan China. Cara dan tindakan China itu mencapai efek yang mereka inginkan, tetapi mungkin saja dengan mudah membawa ke situasi yang berbahaya jika kapten KKP Indonesia malah memutuskan untuk tidak menyetujuinya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6KypQyt4gICOAHPFTtgzxN7KF9-T4LfNch2aB7L17b8qWTvpvzrZzCSv4hTgMC-o2BS-N-hKBlTm_suJD5ukr-20l6ZoEkSt79m4ACfA2BQyjnHSTHxuN-EBbDOjhDBdDFaHDgxzQXSRL/s1600/Kapal-Perusak-Ringan-e1411990842157.jpg

Patroli yang terus menerus di daerah yang dilakukan China Coast Guard sekarang, mungkin akan berhadapan dengan Jokowi sebagai tes awal kepemimpinannya. Skenario krisis yang mungkin tidak berbeda dengan yang terjadi di bulan Maret 2013. Masih harus dilihat, apakah pemerintahan baru menyadari potensi pelanggaran itu dan siap merespon secara efektif. Kita lihat saja!

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/e/eb/Monjaya.jpgPangkalan Militer TNI AL Wilayah Barat

Monday, 8 December 2014

Indonesia : Sebuah Negeri Generasi Muda Dengan Jiwa Ramaparasu

Dalam kisah Ramayana, ada satu tokoh bernama Ramaparasu/Parasurama. Saat ayahnya, Resi Jamadagni dibunuh Raja Henaya, Ramaparasu akhirnya bersumpah akan membunuh semua kesatria yang dinilai menjadi sumber keangkaramurkaan di bumi.

Ramaparasu pun melaksanakan sumpahnya. Ratusan kesatria dibunuhnya dengan Bagawastra, senjata andalannya. Sampai akhirnya dia menyadari tidak menemukan kedamaian hidup dengan caranya itu. Ketika dia ingin mengakhiri hidupnya, celakanya tak ada satupun yang mampu membunuhnya. Ramaparasu hanya bisa dibunuh oleh titisan Dewa Wisnu.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSSBNqaA57d-gTqXWQzMsUaqVGS8DyR_Ob7nOTrV1TVR-zk3-ZiUB8zvDtzqzc-kuSXT_t3iz_KsKZtP3f_twLtRKED333Qo5cd7Q3iawTIfmmOqgKU5HMVLltxamFGcP-nv5yndMdEtNy/s1600/parasu.jpg
Ilustrasi Gambar Pembantaian Ramaparasu 
Dia mendengar kabar titisan Wisnu adalah Harjuna Sasrabahu, Raja Maespati. Kebetulan seperti halnya Ramaparasu, Harjuna Sasrabahu juga sedang mencari jalan kematian karena ditinggal mati Citrawati, istrinya. Dan tak ada satupun yang bisa mengalahkannya. Bahkan Rahwana yang sakti mandraguna pun tekuk di bawahnya.

Akhirnya bertemulah Ramaparasu dan Harjuna Sasrabahu. Keduanya sepakat untuk melepaskan senjata secara bersama-sama. Harjuna tewas ditembus Bagawastra. Ramaparasu marah karena ternyata Harjuna memang bukan titisan Wisnu. Pasalnya, hanya titisan Wisnu yang bisa menahan Bagawastra.

Lantas siapa titisan Wisnu? saat itulah terdengar suara dari khayangan yang menyatakan bahwa Ramaparasu sendiri sebenarnya titisan itu. Sungguh Ramaparasu terkejut, namun bersamaan dengan itu Wisnu keluar dari dirinya dan pindah tempat. Jadi selama ini dia sendirilah yang dicari. Selama ini dia tidak sadar siapa dia sesungguhnya.
Lukisan Kematian Harjuna Oleh Ramaparasu
Kenapa Saya menulis kisah Ramaparasu? Karena saya sedang memikirkan sikap generasi muda Indonesia? Kenapa memikirkan sikap generasi muda Indonesia? di akhir tulisan saya akan jelaskan, Karena ada kejadian yang menurut saya lebih menarik dan sedang terjadi di India.

Beberapa bulan yang lalu India mengoperasikan kapal selam berkekuatan nuklir. Dia menjadi negara keenam di dunia setelah China, Prancis, AS, Inggris dan Rusia yang secara eksklusif memiliki kapal selam canggih jenis ini. Luar biasa. Negara yang dulu sama-sama berjuang untuk merdeka telah jauh meninggalkan Indonesia. Ada apa dengan India? atau mungkin ada apa dengan Indonesia?


Kapal Selam Nuklir India

Padahal jika melihat budaya negeri itu, sebagian dari kita mungkin akan mengatakan negara yang merdeka pada 1947 jauh lebih kuno. Kuno karena generasi muda di Indonesia menggunakan kacamata barat sebagai sebuah ukuran modernitas.

India, masih kental dan kuat dalam memegang tradisi. Sistem budaya yang kental akan tradisi yang masih begitu kuat, sebuah sistem yang pasti ditolak mentah-mentah Indonesia karena dianggap klenik. Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan irasional juga masih cukup kuat, yang mungkin orang Indonesia akan menyebutnya sebagai klenik. Kalau melihat tayangan televisi tentang India, terlihat jelas masih banyak rakyat dan tentunya generasi mudanya yang masih setia menggunakan baju tradisional mereka sehari-hari. 

Generasi Muda di India tetap berpegang kuat kepada nilai-nilai swadesi atau kemandirian dengan bertumpu pada kelokalan. Hidup dengan produksi sendiri meski awalnya jauh lebih jelek dibandingkan produk negara maju. Tetapi itulah kekuatan India. Karena keteguhan mempertahankan keasliannya itu India mampu menjadi negara besar.

 Kuil Penghormatan untuk Tikus di India
Sebenarnya bukan hanya India yang teguh dengan keasliannya. Jepang dan China pun demikian. Modernitas ala barat yang penuh glamour tak pernah menjadikan silau untuk melepas tradisinya. Nyatanya, mereka berhasil untuk menjadi negara besar, bahkan Vietnam, negara yang terkoyak oleh perang pun cepat bangkit karena teguh terhadap nilai-nilai leluhurnya. Dalam waktu dekat akan segera meluncurkan satelit produksinya sendiri. 

Lantas bagaimana dengan Indonesia? 
Masihkah ada keaslian negeri ini yang benar-benar hidup? 
Lihatlah cara berpakaian kita, benarkah itu asli Indonesia?
Pergilah ke ruang kelas dan kampus, adakah pelajaran tentang pemikiran Mpu Prapanca, Mpu Sendok, Mpu Panuluh, Ronggowarsito, Gadjah Mada, Sultan Agung hingga pangeran Diponegoro akan sulit bahkan nyaris tidak ada. Yang ada justru pemikiran Para pemikir dari Tokoh Tanah Arab yang tandus dan gersang serta Hegel, Hubert, Karl Marx, Adam Smith, Ptolomeus dan lain sebagainya. Entah orang mana mereka itu.

Coba juga nyalakan televisi, seberapa banyak acara yang benar-benar menyebarkan nilai-nilai Indonesia? Lihatlah sinetron atau FTV di Indonesia, susah amat untuk bertemu orang Indonesia yang benar-benar asli. Hampir semua artisnya berwajah blasteran atau oriental, yang harus diakui bukanlah wajah asli Indonesia. Kalaupun ada wajah asli Indonesia, dia akan berperan sebagai pembantu, sopir, atau pengemis. Barangkali wajah asli Indonesia dianggap tidak laku dan hanya layak untuk peran orang miskin.


Inikah budaya asli Indonesia?



Jangan2 yang inikah?



Atau mungkin yang ini?



Saya Gak Yakin kalo yang Ini


Di mana posisi budaya Generasi Muda Bangsa Indonesia sebenarnya? Jangan-jangan anak muda di Indonesia memiliki jiwa seperti Ramaparasu yang tidak tahu siapa jati dirinya sendiri. Akhirnya tabrak sana, tubruk sini, hantam sana hantam sini, hanya untuk mencari jati diri, tapi hasil akhirnya mereka lupa akan sejarah bangsanya dan tak mampu menjadi pilar untuk menopang negeri yang besar ini.

 http://scontent-a.cdninstagram.com/hphotos-xaf1/t51.2885-15/10665585_612420605537108_2046267745_a.jpg
PRchecker.info